Flash Back

Pagi-pagi, blog walking seperti biasa dan berujung membaca tulisan ini:

------------
Originally posted by Fatimah

Dua Pasang Kaki (part 2)

May 28, 2014

Dua pasang kaki itu sudah tak saling mencari. Dua pasang kaki itu kini berselisih jalan. Masanya selesai. Tak berharap lagi dipertemukan. Dua pasang kaki itu kini berjalan di jalannya masing-masing, mengisi hari dengan niat yang tak lagi sama.
Sepasang kaki si perempuan sudah lelah untuk melangkah. Tubuhnya ringkih tak lagi dalam semangat yang sama. Kini sepasang kaki perempuan hanya ingin mendekatkan dirinya dengan Tuhan. Klise memang, tapi terbayang di benaknya Waktu dulu di mana sepasang kaki si perempuan harus terjerembab dalam kubangan, berlumuran kotoran. Dan hanya dengan mengingat Tuhan lah hatinya menjadi tenang.
Sedangkan sepasang kaki si lelaki, tampak tak bisa tahan godaan. Di setiap jejak, ia menoreh cerita dan menaruh rasa pada sepasang kaki perempuan lain yang menemaninya dalam perjalanan. Iya, bukankah hidup adalah kumpulan perjalanan yang dikemas dalam waktu? Jadi, tak salah jika sepasang kaki si lelaki selalu jatuh hati dengan sepasang kaki perempuan (yang berbeda) di setiap perjalanan yang berbeda pula.
Masa dua pasang kaki itu sudah usai, laiknya cerita dalam perjalanan mereka. Memang tak ada yang tahu masa depan kelak akan seperti apa. Memang tak ada yang tahu, apakah waktu akan mempertemukan mereka lagi kelak dalam cerita. Tapi untuk saat ini, masa dua pasang kaki itu sudah usai.
Dan tersenyumlah hai para pemilik kaki. Tersenyum karena pertemuan, kesempatan, dan untuk pernah sejalan meski tanpa ikatan. :)
.
ps: Jarak dan Waktu bisa menjadi sebegitu kejamnya. Karena itu si pemilik kaki perempuan berhenti menghitung Waktu untuk bertemu dan berhenti mengoleksi rindu agar segalanya tak lagi terlalu. Melepaskan, mungkin begitu.
ps ps: Tulisan ini diambil dari notes yang ada di ponsel saya. Tulisan lama yang akhirnya disajikan di sini. Selamat menikmati! :)
---------------
And then....pause. Mau tak mau pikiran saya menapaki lagi kenangan-kenangan yang sudah saya kubur dalam-dalam.
 
Dua pasang kaki itu kini berjalan di jalannya masing-masing, mengisi hari dengan niat yang tak lagi sama.

Sepasang kaki si perempuan sudah lelah untuk melangkah.

Waktu dulu di mana sepasang kaki si perempuan harus terjerembab dalam kubangan, berlumuran kotoran. Dan hanya dengan mengingat Tuhan lah hatinya menjadi tenang.

Sedangkan sepasang kaki si lelaki, tampak tak bisa tahan godaan. Di setiap jejak, ia menoreh cerita dan menaruh rasa pada sepasang kaki perempuan lain yang menemaninya dalam perjalanan.

Dan tersenyumlah hai para pemilik kaki. Tersenyum karena pertemuan, kesempatan, dan untuk pernah sejalan meski tanpa ikatan. :)

Seperti itulah dulu keadaannya, entah kenapa begitu persis. Bedanya, saya tak yakin kita dulu "pernah sejalan", karena saya tak cukup peka untuk tau apa yang kamu rasakan. Sampai saat ini pun, saya masih berharap tidak akan bertemu kamu. Mungkin suatu hari nanti, ketika ada orang lain yang menggenggam tangan saya dan saya yakin dengan perasaan saya sendiri.

Saya rasa, saya menemukan orang lain itu dan saya sedang berusaha meyakinkan diri saya bahwa kalian adalah dua orang berbeda yang kebetulan punya beberapa kesamaan. Sedangkan saya sudah tak seberani dan seoptimis dulu lagi, dua dari sekian banyak hal yang memperberat jalan saya menggapai orang itu.


Comments

Popular posts from this blog

G-Dragon - Crooked

Jalan-Jalan : Museum Angkut

Air Terjun Sumber Pitu : The Trip

Masih di Malang?