Sepernova : The Movie

credit image : http://eppymustika.blogspot.com/

Yuhuuu...lama banget ya gak nonton bioskop. Kalo diingat-ingat...errr...terakhir nonton ituuu..akhir taun 2012 bok!!
Ohmaigod! Lamanyoooo

Ngapain aja saya selama iniii

oke....sudah dulu dramanya.

Supernova - Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh adalah film yang pada akhirnya saya tonton setelah sekian lama gak nangkring di kursi bioskop.

Kenapa?

Karena Junot main di situ. Yeah, what a lame reason..meh!

Awalnya emang itu alasannya, tapi akhirnya jadi penasaran seperti apa sih "Ferre" yang dimainkan Junot di film ini?
Trus baca dong bukunya, dan...sejujurnya...meskipun bukunya bener-bener complicated karena banyak sekali istilah fisika yang saya benciii gak ngerti, but it was an amazing artwork.
Dewi Lestari benar-benar membuat terobosan dan dengan 'berani' menuangkannya dalam novel ini.

Gak berapa lama kemudian, buku Supernova - Akar sudah nangkring di kamar saya.

Tak butuh waktu lama untuk ngefans sama novel-novelnya Dee.

Itu bukunya, gimana dengan filmnya?


credit : http://www.21cineplex.com/

Sebagai calon penonton yang sudah membaca novelnya, sebisa mungkin saya gak boleh expect berlebihan. Menghidupkan cerita satu buku dalam layar berdurasi 136 menit bukan hal yang mudah.
Terus berhubung yang nonton kebanyakan udah baca bukunya, jadi kan bisa nebak alur ceritanya gimana, setelah scene ini selanjutnya apa,..nah, pinter-pinternya sutradara dan para pemain untuk tetap membuat film ini menarik dan bikin penasaran.

Casts :

Arifin Putra as Ruben
Hamish Daud as Dimas
Herjunot Ali as Ferre
Raline Shah as Rana
Fedi Nuril as Arwin
Paula Verhoven as Diva

Sutradara : Rizal Mantovani

Dari pertama nonton trailernya aja, saya udah nunggu-nunggu banget buat nonton film ini.
Tapi karena sok sibuk, saya baru bisa nonton tanggal 21 Desember, 10 hari aja bok setelah premier...zzzzz

Kalimat yang paling saya ingat pada secene pembuka adalah

"bagi anda yang terbiasa melihat dunia hanya dari hitam dan putih, maka bersiap-siaplah terguncang"

Diawali dari perkenalan Ruben dan Dimas di Washington DC yang berujung pada janji setia mereka untuk membuat sebuah karya gabungan antara roman dan sains dalam sepuluh tahun ke depan.

credit : http://indonesianpageants.com/
Lalu scene berpindah ke Jakarta, 10 tahun kemudian di mana Ruben dan Dimas menciptakan tokoh-tokoh dalam karyanya.

* Ksatria

Sosok cerdas, workaholic, mapan, masih muda, dan cakep yang bernama Ferre. Ferre memiliki masa lalu yang menurut saya...suram.
Ayahnya meninggalkan ibunya bersama wanita lain saat Ferre masih kecil, dan tak lama kemudian ibunya bunuh diri karena tak sanggup menanggung beban.
Meninggalkan Ferre kecil bersama kakeknya, yang meninggal pada waktu Ferre umur 11 tahun.
Selebihnya Ferre dibesarkan oleh teman kakeknya di Amerika.
Itulah yang menyebabkan Ferre tumbuh dewasa dengan tak percaya pada cinta dan hanya fokus pada karirnya.

credit : http://www.kaskus.co.id/
*Putri

Seorang wakil pemred di sebuah majalah wanita, cantik, berasal dari keluarga ningrat,  bernama Rana - istri dari Arwin.
Rana tumbuh dengan ikatan berbagai aturan. Pendidikan, karir, dan pernikahannya di usia muda adalah buah dari sikap penurutnya terhadap keluarga.
Siapa yang menyangka Rana kecil dulu bercita-cita jadi aktris?

credit : http://www.life.viva.co.id/
Konflik berawal dari pertemuan Ferre dan Rana dalam sebuah wawancara. Mereka merasa saling menemukan.
Pada awalnya semua terasa indah, tapi lama-lama status hubungan keduanya mulai menimbulkan masalah.
Ferre yang sudah lelah mencintai Rana dengan sembunyi-sembunyi, dan Rana yang terlalu takut untuk melepaskan diri dari ikatan pernikahannya.

Dan dari situlah peran si Bintang Jatuh mulai muncul.

* Bintang Jatuh

Super model cantik, cerdas dan ketus penuh perkataan yang menohok bernama Diva. Ia punya pekerjaan sampingan sebagai pelacur kelas kakap dan memiliki jaringan sekolah virtual di mana dia menyebut dirinya Supernova.

credit : www.kapanlagi.com

Pada akhirnya ketiga tokoh ini dipertemukan dalam sebuah klimaks yang melahirkan pemecahan permasalahan Ferre dan Rana.

Untuk teknik pengambilan gambar, sudah gak diragukan lagi lah gimana bagus dan megahnya. Saya paling suka pengambilan gambar kota Washington DC, Jakarta, dan Bali terutama yang dari atas..emejiing maak, bikin melongo deh..

Tapi bukan beararti film ini melulu bagus, enggak. Ada beberapa yang bikin kurang sreg di hati :

* Interpretasi

Ada beberapa adegan yang menurut saya kurang tepat iterpretasinya. Bukannya sok, tapi saya sebagai wakil penonton yang awam pun merasakannya. Adegannya jadi berasa kaya sinetron.
Cast yang paling sering kaya gitu, Raline Shah.
Paling parah adalah adegan Ferre berdua dengan Rana di rumah sakit, bener-bener kaya lagi nonton drama perselingkuhan kelas Tersanj*ung.

* Pemilihan Pemain

Kenapa mesti milih pendatang baru sih untuk peran sebesar Supernova???
Iya, yang saya bicarakan di sini adalah Paula Verhoven. Diva adalah salah satu sosok kunci untuk menghidupkan film ini, sudah seharusnya dipilih pemain yang benar-benar jago akting dan bukan hanya mengambil dari sisi fisik cantik bak supermodel saja.
Banyak kok aktris yang sudah sukses dalam berbagai peran film plus punya wajah cantik dan kaki jenjang.

Terasa sekali kakunya dialog-dialog yang diperankan Paula. Sangat disayangkan.

* Special Effect

Tadi sudah saya singgung kan betapa bagusnya teknik pengambilan gambar dalam film ini...kecuali...special effectnya.
Saya suka special effect yang dibuat untuk menceritakan kisah Ksatria dan sang Putri. Suka sekali.
Terasa banget budaya Indonesianya.
Tapi beberapa special effect yang lain, seperti adegan Ferre merasa terlahir kembali, Ferre yang bertemu Supernova dalam mimpinya, terasa seperti nonton S*ras 008.
Hampir masuk dalam level 'ganggu' untuk dimunculkan dalam layar lebar, yang bikin kita berkomentar "ini apa-apaan sih?"


Selain ketiga hal di atas, overall bagus lah. Film ini berhasil bikin saya "lupa" untuk sementara waktu.
Saya ikut hanyut ke dalam alurnya. Tiga setengah point untuk Supernova.

Mungkin bagi yang cuma sekilas menilai, mereka bakal bilang "ngapain nonton film beginian? film gay, pelacur, dan perselingkuhan aja ditonton.."
Saya tau ada yang ngomong begitu.
Tapi kembali lagi, bagi mereka yang menilai segala sesuatu cuma dari sisi hitam dan putih, pasti akan komentar begitu.

Tapi marilah kita cermati (ehcieeeeh, bahasanyaaaa), pasangan gay, pelacur, dan peselingkuh ini pun punya pendirian dan alasan kuatnya masing-masing. They stand on what they believe...
Supernova memberi ruang untuk mereka, tanpa batasan moral dan dogma apapun.
Menurut saya, orang-orang yang seperti itu adalah orang yang lebih jujur, tidak berpura-pura menjadi orang lain.
Film ini mengajarkan untuk tidak menghakimi.

Saya bukan Tuhan, jadi apa hak saya untuk menghakimi?













Comments

Popular posts from this blog

G-Dragon - Crooked

Jalan-Jalan : Museum Angkut

Air Terjun Sumber Pitu : The Trip

Masih di Malang?