Monologue

Awalnya mau cerita jalan jalan kemaren sih...cuma pas saya baca tulisannya Leija tentang Hijabi Monologues kok tiba tiba *ting .... muncul ide buat nulis dikit monologue versi saya. It's like...i have an urge to write this.

I'm hijabi too..but i never realize that being hijabi was that tiring for some girls out there until i watch that monologue. Mungkin karena saya hidup di negara yang mayoritas muslim, jadi saya gak pernah mengalami dianggap freak, overestimated atau anggota teroris karena saya pake jilbab.

So here's little story...


I'm a hijabi yang suka ikutan hang out ngopi sampe tengah malem. Akhir-akhir ini sih jarang, karena beberapa anggotanya yang udah sibuk sama kerjaannnya sendiri di luar kota. In some cases ini wajar...cuma... seperti ini gambarannya :

Anggota tetap ngopi ini biasanya dua cowok dan dua cewek yang salah satunya adalah saya tapi sering juga ketambahan beberapa temen cowok yang lain. Persamaan dari para cowok ini adalah mereka semua gamers dan ahli hisap a.k.a perokok.
Jadi pemandangannya pasti jam 11 malem ada segerombolan yang paling rame sendiri, ngakak-ngakak, asap rokok ngepul di mana-mana..eh, tapi kok ada cewek? pake jilbab?..errr....itu saya.
But i love doing that, and if you think that's normal...i respect you, but if you sureprised and frowned...i can understand that.

I'm a hijabi who curse sometimes. Not a lot as Kamillah said in one of her monologue, tapi saya cukup familiar dengan shit, fuck, suck, ass, dan bitch. Inilah kenapa saya bete banget kalo ada yang nyapa di sms atau chat dengan "Ass.." yang maksudnya ''Assalamu'alaikum''.
Saya yang terbiasa dengan kata-kata itu dan tau sekali artinya apa, kesel dong. I mean, if you don't even know how to use the slang word "ass" properly, just shut your fucking mouth up! apalagi dijadiin salam!!

I'm into fashion. Bukan sekelas fashionishita sih, (baju di lemari juga bisa diitung jari kalee) tapi saya aware sama fashion dan ini terkadang agak bersinggungan dengan kondisi saya sebagai hijabi.
Adakalanya saya ingin fashion tertentu, tapi kalo yang make berjilbab..yaaa....gak pantes diliat..entah terlalu terbuka, gak matching, atau terlalu "nyleneh". Simply said,..as a hijabi, i had limited choices when it comes to fashion.
So, terbebani? Enggak juga, ini pilihan saya yang saya jalani dengan senang hati dengan segala konsekuensinya.


I'm a hijabi who love hip hop and rock musics sepanjang itu enak menurut telinga saya.
Pastinya MP3 player saya isinya track-track yang ada rap-nya atau suara bising gitar listrik sama gebukan drum.
Ini salah satunya:

credit image : https://www.facebook.com/gdragon

GD ini ikon 'bad boy' di negaranya. Para fans maupun hater juga pasti tau kalo cowok yang hobi nambah tato ini pernah  urusan sama polisi gara-gara marijuana dan pertunjukan yang dianggap terlalu "vulgar" di salah satu konsernya. Belom lagi selera fashionnya yang nyleneh dan cap "player" yang bikin kita bertanya-tanya entah sudah berapa puluh cewek yang tidur sama dia. But then, that's his privat life. He just being he is.
Mau dia kaya apa juga kalo karyanya sebanding atau bahkan lebih hebat dari kelakuannya...i openly say i'm a big fan of him.
What i'm trying to say here is, gak semua hijabi dengerin nasyid dan Maher Zein. I'm a fan of Muse, LP, Keane and many other western musics.
So do many hijabis out there.

Itu sedikit hal yang tiba-tiba aja pengen saya tulis di sini. People can judge me, but i'll just continue to be what i am. Ibadah saya adalah urusan saya dengan Tuhan saya dan sampai detik ini pun saya masih terus belajar dan memperbaiki diri.

I'm not a representation of anyone or anything, i'm just being me - Ullah Sahar, Hijabi Monologue




Comments

Popular posts from this blog

G-Dragon - Crooked

Jalan-Jalan : Museum Angkut

Air Terjun Sumber Pitu : The Trip

Masih di Malang?